Review Buku Hardius Usman, Suara Kebisuan
Sampul Buku Suara Kebisuan (Sumber: Bukalapak) |
Judul : Suara Kebisuan
Penulis :
Hardius Usman
Penerbit :
PT Elex Media Komputindo Jakarta
Tahun Terbit :
2013
ISBN :
9786020214771
Tebal :
xii+374 halaman
Tentang Penulis
Hardius
Usman adalah staf pengajar di Universitas Indonesia. Telah banyak menulis buku,
terutama yang berhubungan dengan profesinya sebagai dosen.
Karyanya cukup banyak, dan saya rasa terlalu panjang apabila saya jabarkan satu
per satu judulnya disini. Selain menulis, sepakbola dan musik, penulis juga
mempunyai hobi travelling. Cukup
banyak negara yang telah dikunjungi. Pengalaman bepergian dan berinteraksi
dengan masyarakat ‘luar’ yang sebelumnya tidak saling mengenal inilah yang
penulis ceritakan di buku berjudul The
Sound of Silence ini, dengan mengambil perspektif ajaran Islam dan
kedamaian dunia.
Review Buku Suara Kebisuan
Awal Perjalanan Penulis ke Berbagai Negara Asia
Ada
sebuah pepatah mengatakan bahwa pengalaman adalah guru yang berharga. Pasti sobat pembaca sudah Sering mendengarnya. Entah dimanapun
berada, pengalaman yang berkesan pasti akan memberikan kesan khusus di hati.
Mungkin itulah semangat yang ingin dituangkan oleh penulis buku ini. Diawali
dengan perjalanannya menuju negeri sakura yakni Jepang, dan diakhiri dengan
perjalanannya menelusuri Istanbul, Turki. Seluruh pengalamannya selama berada
di banyak negara di tiga benua, yakni Asia, Eropa, dan Australia banyak
memberikan pelajaran bagi penulis mengenai masyarakat, kebiasaan, perilaku, dan
pemikiran mereka terutama mengenai Islam dan muslim.
Perjalanan penulis diawali dengan mengunjungi Jepang yang terkenal dengan kedisiplinan dan etos kerja yang tinggi yang dibuktikan langsung oleh penulis. Perjalanan kemudian berlanjut menuju Thailand, negara yang dikenal dengan agama Budha dan rajanya yang berwibawa dan sangat dihormati oleh rakyatnya. Sebagai negara dengan ratusan candi Budha, candi pun merupakan tujuan utama wisatawan, terutama Wat Arum dan Wat Pho. Negara berikutnya yang dikunjungi oeh penulis adalah Singapura, dengan MRT (Mass Rapid Transportation) dan Patung Merlionnya. Sebelum menginjakkan kaki di negara ini, penulis hanya mengenal Singapura sebagai negara sekuler dengan mayoritas penduduk beretnis Cina non-muslim. Tidak terbayangkan bahwa terdapat sekitar 68 masjid di Singapura.
Perjalanan penulis diawali dengan mengunjungi Jepang yang terkenal dengan kedisiplinan dan etos kerja yang tinggi yang dibuktikan langsung oleh penulis. Perjalanan kemudian berlanjut menuju Thailand, negara yang dikenal dengan agama Budha dan rajanya yang berwibawa dan sangat dihormati oleh rakyatnya. Sebagai negara dengan ratusan candi Budha, candi pun merupakan tujuan utama wisatawan, terutama Wat Arum dan Wat Pho. Negara berikutnya yang dikunjungi oeh penulis adalah Singapura, dengan MRT (Mass Rapid Transportation) dan Patung Merlionnya. Sebelum menginjakkan kaki di negara ini, penulis hanya mengenal Singapura sebagai negara sekuler dengan mayoritas penduduk beretnis Cina non-muslim. Tidak terbayangkan bahwa terdapat sekitar 68 masjid di Singapura.
Perjalanan dilanjutkan dengan mengunjungi Malaysia selepas dari Singapura. Selama di Malaysia, penulis mengunjungi Genting dan bertemu dengan salah seorang supir taksi bernama Mr. Chen. Mr. Chen yang non-muslim menyarankan kepada penulis yang ketika itu kebingungan untuk mencari ATM bank yang terpercaya untuk menuju ke Bank Syariah saja, yang merupakan bank sesuai dengan ketentuan dan ajaran Islam. Seorang non-muslim seperti Mr. Chen saja mempercayakan uangnya kepada Bank Syariah yang notabene dikelola oleh muslim dengan cara Islam, sedangkan realitanya di negara kita ini Bank Syariah masih dipandang sebelah mata, bahkan banyak muslim yang enggan menabung di Bank Syariah dan lebih memilih bank konvensional. Sungguh sebuah ironi memang.
Penulis melanjutkan perjalanan menuju Hong Kong. Setelah puas mengunjungi Hong Kong, penulis mengunjungi Australia. Selama berada di Australia, penulis dan keluarga menetap beberapa waktu di Melbourne, kota yang mendapat predikat The World’s Most Liveable Cities.
Negara selanjutnya yang dikunjungi oleh penulis adalah Mesir. Negara yang dikenal dengan Piramida, Fir’aun, Gurun Sahara, dan Cleopatra. Selama berada di Mesir inilah, penulis banyak berbincang dengan Pak Zalmi. Salah satu kata-kata dari Pak Zalmi yang mengena di pikiran saya adalah ucapannya ketika mengunjungi Masjid Imam Hussein di Kairo dan mengingat mengenai kejadian di Karbala.
“Apakah hanya syiah yang boleh bersedih dengan kondisi ini? Tidak ada syiah atau sunni dalam ucapan Rasulullah. Keduanya hanya produk politik yang tidak mungkin terhindar dari kepentingan kekuasaan. Mungkin karena ilmuku yang sangat rendah, aku tidak pernah berani menuding suatu aliran salah. Selama syahadatnya sama, kitab sucinya masih Alqur’an, shalat wajibnya lima waktu, dan berhajinya di Mekkah, bagiku mereka muslim. Tetapi kalau Rasul mereka berbeda, misalnya aliran yang menganggap Ali bin Abi Thalib sebagai rasul, tentunya mereka bukan Islam. Semua manusia mempunyai hak untuk meyakini sesuatu, tetapi jangan mengganggu keyakinan orang lain. Aku tidak peduli seseorang meyakini siapapun yang ia percaya sebagai rasulnya, tetapi jangan coba-coba menyebut dirinya muslim jika rasulnya bukan Muhammad SAW”.
Dubai
adalah persinggahan penulis berikutnya. Sungguh senang berada di negara Islam
yang berkembang sangat pesat pada tahun-tahun belakangan ini. Kota ini memiliki
bandara yang sangat besar dan luas, yang telah berhasil menggeser kedudukan Abu
Dhabi, sebagai bandara transit berbagai penerbangan internasional. Kota yang
dulunya hanya padang pasir, sekarang dihuni oleh gedung-gedung pencakar langit
yang modern, salah satunya merupakan yang tertinggi di dunia. Kota yang dahulu
mempunyai masalah dengan air, sekarang telah menjelma menjadi negeri air yang
sangat indah.
Menuju Ke Eropa
Brussels merupakan kota selanjutnya yang dijelajahi oleh penulis. Brussels merupakan ibukota dari Belgia. Hampir sama dengan negara-negara di Eropa yang dikunjungi berikutnya oleh penulis mulai dari Belgia hingga Inggris, diceritakan bahwa penulis pasti menyempatkan diri untuk mengunjungi tempat-tempat yang terkenal. Selain itu, penulis juga melakukan penelusuran yang bisa dikatakan ‘kecil-kecilan’ mengenai jejak Islam di setiap negara di Eropa. Ternyata, Islam telah berkembang pesat bahkan di Eropa sehingga banyak didirikan masjid, pusat kajian islam, dan banyak muslim yang secara terang-terangan memakai pakaian yang syar’i di tempat-tempat umum di berbagai negara Eropa.Kesimpulan
Mungkin
sebagian dari kita sudah pernah mendengar bahwasanya negara yang menjadi pusat
perkembangan Islam di masa sekarang ini adalah Prancis dan Inggris. Di kedua
negara tersebut, Islam sudah berkembang ditandai dengan meningkatnya jumlah
muslim dari waktu ke waktu. Memang kebanyakan merupakan imigran, sebagaimana
yang ada di Prancis yang diserbu oleh imigran dari beberapa negara di Afrika
yang mayoritas beragama Islam, namun tak sedikit yang merupakan warga negara
asli dari kedua negara. Bahkan di sebuah tempat di Swiss yang mungkin kita
belum pernah mendengar sebelumnya, Lucern dan Engelberg, Islam sudah berkembang
cukup pesat dengan ditandai berdirinya beberapa masjid di daerah tersebut.
Berkembangnya Islam di negara-negara Eropa menandakan bahwa baik muslim dan non-muslim disana hidup berdampingan secara damai dan tenteram. Hampir tak pernah terdengar mengenai konflik yang terjadi antar umat beragama. Sikap masyarakat barat yang terbuka dan memandang segala sesuatu dengan objektif dan rasional, dan muslim yang menerapkan ajaran Islam dengan sungguh-sungguh menciptakan suatu kolaborasi yang membangun dan saling bersinergi.
Buku ini sangat direkomendasikan bagi kamu yang hobi travelling dan mungkin ingin bepergian ke luar negeri. Dengan membaca buku ini saja, kita sudah bisa membayangkan bagaimana keadaan di luar negeri lewat imaji, terlebih membantu kita untuk memilih tempat-tempat menarik yang ingin kita kunjungi jika berada di negara-negara yang ada di dalam buku ini. Cerita yang mengalir dan obrolan yang terkesan apa adanya memberikan warna dan nilai tambah bagi buku ini.
Komentar
Posting Komentar