Serangan Stalin Pada Perserikatan Bangsa-Bangsa


Joseph Stalin

Perang Dingin memanas untuk pertama kalinya di semenanjung Korea pada pertengahan 1950-an. Secara resmi di Amerika Serikat (AS) perang ini dideskripsikan sebagai aksi polisional, karena tidak adanya deklarasi perang resmi dari Kongres AS. Perang ini sering disebut sebagai ‘perang yang terlupakan’, karena adanya anggapan perkara PBB berakhir dengan kebuntuan (stalemate) penyebab perang yang belum jelas dan hanya menimbulkan sedikit korban jiwa dari Amerika Serikat.

Perang ini berlangsung dari 25 Juni 1950-27 Juli 1953. Perang ini diawali ketika Korea Utara (Korut) melakukan invasi dengan menurunkan 75.000 Tentara Rakyat Korut di paralel ke-38, batas antara dua Korea dibawah pengaruh masing-masing Uni Soviet dan Amerika Serikat. Invasi ini merupakan aksi militer pertama dalam Perang Dingin. Pada bulan Juli 1950, AS telah memasuki perang atas nama Korea Selatan (Korsel). Pejabat Amerika berpendapat, perang ini perang melawan kekuatan komunisme internasional.

Pada perkembangannya, perang ini tidak hanya melibatkan Korut dan Korsel saja. Uni Soviet juga terlibat dalam menyediakan penasihat perang, pilot pesawat, dan juga persenjataan untuk pasukan Tiongkok dan Korut. Sementara Republik Rakyat Tiongkok menyediakan kekuatan militer untuk membantu Korut. Di lain pihak, Korsel bersekutu dengan blok barat yang dinaungi PBB, utamanya : Amerika Serikat, Kanada, Australia dan Britania Raya.

Dalam sebuah pernyataan yang berfokus pada situasi di Korea, Pemimpin Soviet, Joseph Stalin menuduh bahwa PBB telah menjadi “senjata perang agresif”. Dia juga menyarankan bahwa meskipun perang dunia tidak terelakkan “pada saat ini, penghasut perang” di Barat mungkin memicu konflik seperti itu.

Komentar Stalin merupakan tanggapan atas pertanyaan yang diajukan dari koran Soviet -Pravda- dan merupakan pernyataan publik pertamanya tentang konflik di Korea yang telah terjadi bertahun-tahun dimana Amerika Serikat, Korsel dan negara-negara anggota lainnya dari PBB yang tersusun melawan pasukan dari Korut dan komunis China.

Berselang dua minggu selah resolusi Majelis Umum (U.N.) ini mengutuk China sebagai aggressor, Stalin kembali membuat pernyataan membalikkan yang dikeluarkan PBB, dengan mengatakan PBB telah  “mengubur prestise moral dan menghukum dirinya sendiri dengan disintegrasi”. Dia memperingatkan bahwa Barat merupakan “penghasut perang”, dan melalui sikap agresif mereka di Korea, akan berhasil melibatkan massa umum dalam kebohongan, menipu mereka, dan menyeret mereka ke dalam perang dunia baru. Dalam hal apapun, Ia percaya diri meramalkan bahwa pasukan Cina di Korea akan menang karena tentara yang menentang mereka tidak memiliki semangat dan dedikasi untuk perang.

Meskipun nada agak tajam dikeluarkan dari kata-kata Stalin, pengamat Barat tidak terlalu khawatir. “Agresi” merupakan hal yang akrab, dan beberapa pejabat di Washington tidak ambil pusing dalam pernyataan Pemimpin Soviet bahwa perang dunia tidak terelakkan “pada saat ini”. Menurut pihak AS kecaman Stalin terhadap tindakan PBB sebenarnya panggilan terselubung untuk negosiasi melalui bantuan badan tersebut. “Komentar Stalin” dan pengawasan ketat mereka menjadi sasaran di Barat, yang lebih banyak bukti bahwa dalam Perang Dingin, "perang kata-kata" hampir sama pentingnya dengan setiap pertempuran yang sebenarnya.

Setelah beberapa kali pasukan AS keluar-masuk melintasi paralel ke-38, pertempuran berhenti. Sementara itu, para pejabat Amerika mengusahakan membuat semacam gencatan senjata dengan Korut. Ini merupakan cara alternatif agar perang tidak meluas dengan Rusia dan China atau bahkan, terjadinya Perang Dunia III. Pada akhirnya, Perang Korea ini berakhir pada bulan Juli 1953.
"Selama Perang ini berlangsung telah menimbulkan total korban jiwa sekitar 5 juta jiwa dari tentara dan warga sipil dan mengakibatkan Semenanjung Korea masih terbagi hingga kini, yakni Korea Selatan (Korsel) dan Korea Utara (Korut)."

Daftar Sumber :
http://www.history.com/this-day-in-history/joseph-stalin-attacks-the-united-nations
www.history.com/topics/korean-war

Komentar

Postingan Populer